Sharing Time #1

Kali ini, aku mau sharing tentang kegiatanku hari ini.  Tanggal 22 Mei 2018 sudah diagendakan untuk bersilaturrahmi sekaligus buka bersama di rumah salah satu senior UKM LKP2M.  oh fyi aku adalah anggota UKM LKP2M  PRA 18.  Untuk detail apa itu UKM LKP2M mungkin di lain waktu dulu yaaa. Kali ini aku mau sedikit curhat, sedikit cerita tentang hari yang ku lalui.  Rumah salah satu seniorku itu bernam Gus Abdul Aziz, kebetuan beliau juga meupakan salah satu dosen fakultas Syariah (termasuk dosenku hehehe).  Kita buka bersama sambil sedikit belajar tentang tasawuf untuk mengisi waktu menjelang berbuka.  Aku tidak akan membahas tentang materi tasawufnya karena aku yakin kalian bisa membacanya di buku atau diskusi bersama teman dan senior. 
Yang ingin aku ceritakan disini yaitu, kegiatan berbagi cerita/pengalaman para senior yang kita lakukan seusai shalat Tarawih, bagaimana beliau-beliau perjuangan serta pengorbanan para senior sehingga bisa sampai di titik yang sekarang.  Yang menceritakan pengalaman pertamanya yaitu gus Dini.  Gus Dini merupakan gus yang selama ini menghilang dari UKM, dan Alhamdulillah baru bisa dihubungi dan juga beliau sedang ada waktu. 
Jadi begini ceritanya.  Gus Dini itu semasa kuliah menjalin hubungan asmara atau yang biasa kita sebut pacaran dengan seorang gadis selama 9 tahun.  Berpacaran mulai dari awal SMA sampai lulus kuliah yang totalnya 9 tahun.  Dan berita buruknya adalah Gus Dini menikahnya bukan dengan sang pacar, akan tetapi dengan sosok gadis lain pilihan kedua orangtuanya.   Gus Dini menuturkaan bagaimana beliau tidak direstui oleh ayahnya ketika akan memutuskan untuk menikah dengan sang pacar.  Disisi lain sang ibu sudah merestui.  Disitulah letak kegundahan yang dimiliki seorang gus Dini.  Apakah dia akan melangkah tanpa ridho dan restu orangtua atau dia memutskan hubungan dengan sang pacar yang sudah terjalin selama 9 tahun?
Gus Dini berpendirian bahwa ridho Allh terletak pada ridho kedua orangtua.  Jika kedua orangtua tidak meridhoi lalu untuk apa.  Begitulah yang dilontarkan oleh gus Dini.  Akhirnya beliau memutuskan untuk mengakhiri hubungan dengan sang pacar yang sudah terjalin selama 9 tahun denganbaik-baik.  Gus Dini bersilaturrahmi ke rumah orangtua sang pacar dan menjelaskan alasan-alasan kenapa gus Dini tidak bisa melanjutkan hubungan dengan sang pacar.
Niat untuk pisah dengan sang pacar dengan baik-baik memang sudah dilakukan oleg Gus Dini.  Sehigga kata beliau “tidak ada beban nanti di kemudian hari jika kita memutuskan dengan cara yang baik”.
Karena sudah merasa gagal menemukan sosokyang pas akhirnya gus Dini meminta kepada kedua orangtuanya untuk dicarikan seorang wanita.  Maka dikenalkanlah sosok wanita itu dan telah menjalin hubungan selama 3 bulan.  Setelah merasa mantap akhirnya gus Dini memutuskan untuk melangkah ke jenjang yang lebih serius, yaitu pernikahan. 
Yang sungguh aku herankan kenapa seseorang bisa menghabiskan waktu sekian lama dengan sang pacar toh jika nanti kita tidak akan bisa bersamanya di kemudian hari. Bagiku itu wasting time banget.  Menurutku lebih baik kita tidak memiliki pasangan terlebih dahulu dalam artian kita tidak perlu berpacaran dulu. Kita maksimalkan waktu yang kita punya untuk mencari ilmu, belajar, menjalin hubungan pertemanan baru dan sederet kegiatan lain yang lebih bermanfaat dari pada pacaran.  Nanti jodoh pasti akan datang pada waktunya.  Tidak perlu khawatir.
Aku tidak menghubungkan ini dengan agama ya, karena kalian tahu sendiri lah jika di agama Islam memang pacaran dilarang.  Tapi bagiku memanag pacaran itu ga ada gunanya, yang ada yaa kataku tadi wasting time/ buang-buang waktu.  Bullshit lah jik kalian katakana “kan pacaran agar menjaga semangat belajar kita” lahhh untuk apa kalian punya orang tua jika orang tua kalian tidak cukup untuk menjaga semangat belajar kalian.  Seharunya yang kalian jadikan acuan untuk bisa sukses itu adalah kedua orangtua kita.  “aku harus suskse demi orangtuaku” mantra itulah yang selalu menyemangatiku.  Yang selalu membuat semangatku membara dikala aku membutuhkan semangat atau sedang down. Aku berbicara seperti ini buka berarti aku sok suci yaaa…, hehehe.  Aku melihat dari berbagai perspektif  jika berpacaran memang membuang waktu. Percuma menjalian asmara sekian tahun lamanya jika tohh nanti bukan pacar kita yang akan mendampingi kita di pelaminan.  Belum lagi apa saja yang sudah dilaukan selama pacaran.  Tidak mungikin tidak pernah keluar berdua bukan?  Yahhh kalian bisa jawab sendiri lahh pertanyaan itu. 
Lebih baik kita memaksimallkan waktu yang ada untuk memperbaiki diri kita, jika nanti sudah waktunya untuk dipertemukan dengan pasangan kita, kita tidak perlu merasa minder. 

sumber foto koleksi UKM LKP2M

Keep inspiring….,,,,,



Comments

Popular Posts