NOTES TO MY FUTURE SELF #reminder
sumber foto koleksi pribadi penulis
Hari ini adalah hari dimana aku pergi ke Surabaya untuk mengikuti pelatihan surveyor PolMark, tepatnya pada tanggal 25 April 2018. Aku berangkat dari Malang bersama teman-temanku, kita berjumlah 6 orang. Sebenarnya tidak ada yang spesial di hari ini. Yahhh, hanya sebatas mengikuti pelatihan, pelatihan bagaimana memperoleh data dengan menggunakan metode yang sudah disediakan. Memang sih, metode yang digunakan agak sedikit rumit, tetapi mungkin memiliki kevalidan data yang dapat dipercaya. Oh ya fyi PolMark adalah salah satu badan Nasional yang bergerak di bidang riset, beralamat di Jakarta Selatan. Tidak terlalu banyak disinggung oleh pemateri tentang apa itu PolMark. Tapi yang dijelaskan lebih detail mengenai teknis-teknis dalam memperoleh data.
Yang
aku sadari ketika aku mulai menyimak pemateri dan melihat secara sekilas
tentang pertanyaan-pertanyaan survey yang dilakukan, disitu aku langsung
berkata”wahhh gila sumpah sihhh ini yang buat survey pinter banget woy,” dan seketika
itu teman di sampingku langsung menanggapi “ya jelas, mahal banget hasil survey
ini”, dari situ aku langsung berfikir, iya memang benar apa yang dikatakan oleh
temanku itu. Jawaban-jawaban dari hasil
survey itu memang mahal banget, dan ga
salah juga jika yang buat pertanyaan-pertanyaannyamemang bukan orang yang
sembarangan. Dan selain kita mendapatkan
honorarium ketika menjadi surveyor, kita juga mendapatkan surat tugas. Surat tugas brohhhhhh, jadi mahasiswa tapi
udah dapat surat tugas, wagelaseh………………,,,,,hehehe.
Surat
tugas itu bagi mahasiswa posisinya lebih tinggi daripada surak keputusan atau
biasa disebut SK, seperti surat-surat keputusan kepanitiaan dan surat jabatan
giru lah pokonya. Tapi beda brohh jika surat tugas. Surat tugas itu lebih tinggi
kedudukannya jika dibandingkan dengan SK.
Btw, suat tugas surveyor PolMark ini adalah surat tugas keduaku.
Surat-surat
seperti surat tugas dan surat keputusan itu penting bagi mahasiswa, apalagi
mahasiswa yang ingin melanjutkan S2 dengan beasiswa, salah satu persyratannya
harus aktif di organisasi dan kegiatan-kegiatan masyarakat, yah itu semua
dibuktikan dengan surat-surat tadi.
Dosen pun juga tau jika mahasiswanya mendapatkan surat tugas sudah pasti
mahasiswa tersebut akan diberi izin agar tidak mengikuti perkuliahan, itulah
salah satu enaknya hehehe,,,,,,,,,,,,,
Disamping
tisak mengikuti perkuliahan, mendapat dukungan dosen, punya surat tugas pula,
lengkap sudak kebahagiaan ini. Jadi
intinya, keaktifan mahasiswa itu tidak melulu berada di dalam kelas,
sekali-kali lah mahasiswa itu keluar dari zona nyaman mereka, meraskan rakyat
yang berasa di luar sana, bukan hanya duduk di dalam kelas yang ber-ac, lalu
jika diberi kesempatan menyampaikan pendapat mengenai fenomena yang sedang hits
menjadi apatis dan pura-pura tuli dan buta. Mahasiswa itu penggerak perubahan
brohhh, bukan cuma lulusan sarjana yang dijadikan mesin ketika sudah
lulus. Lulus dengan nilai IP yang tinggi
memang suatu kehbahagiaan ttersendiri bagi mereka yang gila terhadap nilai,
tetapi percuma jika nilai tinggi tapi jika menjadi sampah masyarakat,
msayarakat tidak merasakan dampak dari adanya mahasiswa yang mempnayi nilai ip
tinggi. Lalu untuk apa?????, rakyat itu
butuh aksi brohh bukan janji dan omongan belaka.
Bukan
berarti bahwa nilai itu tidak prnting, yahh memang nilai terkadang dibutuhkan
untuk melanjtukan ke jenjeang selanjutnya, tapi juga harus ingat dong sebagai
kontribusidari mahasiswa. Tapi bukan
berarti juga menanggap bahwa nilai adalah segalanya. Segalanya diukur dengan nilai. Mahasiswa adalah creator of change. Bukan lagi agent of change. Tradisi ini yang
harus sudah dirubah oleh mahasiswa-mahasiswa Indonesia. Perbedaan kata creator san agent sangat
signifikan sekali. Agent hanyalah orang
atau sekelompok orang yang menggerakkan, sedangkan creator salah pencipta, jadi
sudah seharusnya kita sebagai mahasiswa sebagai pencipta perubahan, bukan lagi
hanya sebagai agent.
Bukan
juga melulu menyalahkan mahasiwa yang kuliah-pulang kuliah pulang atau biasa
disebut dengan kupu-kupu. Mahasiswa yang kerjaannya kuliah, pulang, kuliah,
pulang. Istilah kuliah-pulang kuliah
punlang jangan diasumsikan sevara mentah-mentah disini, merak juga biasanya
pergi ke perpus tak jarang pula pegi ke mall, pegi maen, dan berbagai
kesenangan hawa nafsu belaka. Memang
tidak salah jika sekali-kali kita berlibur menyenangkan hati, tapi jangan
terus-menerus menyenangkan hati brohh,,,,. Rakyat di luar yang memperjuangkan
keadilannya masih banyak, jangan apatis lagi lah, jangan menutuo diri, cobalah
untuk sedikit daja memiliki rasa kemanusiaan terhadap sesaama. Mahasiswa yang selalu sibuk dengan kegiatan
perkuliahannya yang bingung denga tugas-tugasnya, berbagai alasan selalu
terlontar dari para mahasiswa ini.
Dan
juga bukan untuk mendukung para aktivis atau para organisatoris kampus, toh
mereka juga sama sekali kurangdari kata sempurna. Tetapi setidaknya mereka
tidak apatis. Apatis terhadap hal-hal yang sedang fenomenal, mendiskusikan dan
juga tak lupa untuk bergerak.
Sebenarnya
aku tidak ingin menulis hal-hal seperti diatas, namun begitu saja mengalir
ketika sedikit dikompori dengan embel-embel mahasiswa. Dari situ juga aku berfikir keapa tidak
dilanjutkan saja, sekalian sebagai self reminder kepada diri sendiri. Selama ini toh sudah apa saja yang dilakukan,
bagaima memberi kebermanfaatan tehadap sesame?.
Dan tulisan ini juga sebagai bentuk rasa kekhawatiran dan rasa kemirisan
yang aku miliki terhadap teman-teman seperjuanganku, sengankatanku HTN 2015. Selama ini aku hanya ingin mempertanyakan.
Sejauh mana kalian berdiskusi?, buku apa saja yang sudah kalian baca?,
bagaimana dengan penelitian kalian?.
Penelitian yang mrupakan salah satu tri dharma prguruan tinggi. Tapi yasudahlah cukup sampai sekian saja
tulisannya. Jika dilanjutkan sepertinya toh nanti akaan menjadi buku. Hehe,
karena sudah terlalu panjang, jadi bias dibahas di lain kesempatan
Keep
inspiring,,,,,,,,,,,,,,,,,,,
Comments
Post a Comment