#review buku Tetralogi Buru: ANAK SEMUA BANGSA
Sebelum
aku berangkat PKL aku sudah membaca buku ini.
Tapi aku putuskan untuk melanjutkan membaca ketika PKL di Nganjuk. Dan dalam minggu kedua PKL tepatnya pada hari
kamis tanggal 12 Juli 2018. Aku sudah menyelesaikan buku itu. Aku sangat haus untuk membacanya ketika di
bagian akhir cerita. Sungguh sangat menguras emosi membacanya.Kemanusiaan yang
diangkat Pram di dalamnya sungguh sangat apik untuk dibaca. Penyajian latar
belakang tokoh, konflik bertubi-tubi yang berdatangan, misteri-misteri yang
mulai terungkap sedikit demi sedikit.
Serta kegelisahan yang dirasakan oleh Minke terhadap bangsnya. Ketidaktahuanya dan kurang mengenal bagaimana
sebenarnya bangsa pribumi itu, bangsa Minke sendiri. Jika di buku pertama bumi manusia, sosok
Minke yang selalu mengagungkan seluruhnyatentang belanda. Di buku kedua ini keadaan berputar
terbalik. Sosok minke yang mulai
mengkhwatitkan keadaan bangsanya.
Bagaimana selama ini bangsanya sendiri tidak diperlakukan dengan
adil. Minke mulai menulis tentang
bangsanya. Tetapi bukan sebuah
pencapaian yang diinginkan setelah menulisnya, malah yang teradi adalah sebuah
konflik. Konflik yang juga membuat Nyai
Ontosoroh menjadi marah,geram, sedih seklaigus putus asa. Semua terangkum dalam satu buku yang berjudul
anak semua bangsa.
Comments
Post a Comment