KECE[W]A

Hari ini adalah hari dimana aku memiliki janji dengan salah satu seniorku untuk berdiskusi tentang tema proposal penelitianku.  Aku lupa jika hari ini tepatnya tanggal 24 April 2018 aku mimiliki jadwal kuliah yang lumayan padat J.  Aku brangkat menemui seniorku sekitar jam 4.15 an. Aku berangkat ditemani dengan sahabatku Aul, kita berangkat dari ukm.  Setelah sampai di lokasi akupun segera menemui dosenku untuk berkonsultasi dengan beliau mengenai ide proposal penelitianku yang sebelumnya sudah aku diskusikan dengan seniorku.  Dan Alhamdulillah aku disuruh melanjutkan untuk membuat proposalnya.  Dalam perjalanan ke kontrakan alangkah terkejutnya aku ketika aku melihat mentorku (dulu) berboncengan dengan seorang perempuan.  Mentorku ini adalah sosok yang gam au berboncengan dengan gadis-gadis, meskipun dalam keadaan yang darurat sekalipun.  Tapi tadi ketika aku melihatnya, aku merasa kecewa. Yahhhh,,,, itulah yangaku rasakan, kecewa disini yang aku maksud adalah bahwa selama ini aku menjadikannya(mentor) sosok panutan bagiku, baik dalam hal penelitian maupun dalam hal organisasi. Tapi apa yang terjadi ternyata tak begitu adanya.  Sosok yang selama ini dikagumi ternyata juga mempunyai kelemahan yang justru bagiku adalah kelebihannya.
Cukup seperti ini saja rasa kecewa yang aku alamai, aku tidak ingin terlalu terperangkap didalam rasa kekecewaanku, karena aku juga menyadari bahwasannya dia juga adalah manusia yang tak pernah luput dari dosa.  Cukup simple sebenarnya hikmah yang aku peroleh dari kejadian ini,  “jangan terlalu mengagumi sosok seseorang terlalu berlebihan, kaena jikaa tidak maka akamu akan merasakan kekecewaan yang mendalam”. 
Tidak semua yang kelihatan baik akan selalu berujung baik pula, dan tak selamanya yang dilihat buruk punakan buruk selamanya.  Semuanya berubah, tinggal kita yang harus memilih, apakah kita yang berubah ataukah kita yang merubah.  Itu adalah pilihan. Hidup pun juga adalah sebuah pilihan.

Kekecewaan bias membuat bertambahnya kedewasaan seseorang, karena memang kecewa adalah salah satu rasa yang ada pada diri manusia,  bias dibilang sudah menjadi fitroh manusia bahwasannya manusia memag memiliki rasa kecewa.  Tinggal bagaimana rasa kekecewaan seseornag itu bias muncul.  Jika terkait hal seperti itu, setiap orang pasti memiliki perbedaan ketika mengalaminya.  Tapi jujur jika ada pilihan antara merasakan rasa kecewa dan sakit hati maka aku akan memilih untuk merasakan sakit hati, tidak kecewa.  Karena bagiku kepercayaan adalah segalanya.  Sekali kepercayaan itu dihancurkan, maka yang tertinggal hanyalah rasa kekecewaan. 

Comments

Popular Posts